November 5, 2015

K O B E


Kobe Tower

13 Maret 2015

Selalu ada tempat paling dinantikan dalam setiap perjalanan dan itu adalah KOBEKobe merupakan kota pelabuhan yang cantik dan romantis (meskipun traveling sendiri tetap terasa romantis). Sharing sedikit, sebelum membuat itinerary saya merasa bimbang memilih kota mana, antara Kobe atau Nara, yang akan saya singgahi ketika saya menginap di Osaka. Dengan alasan sudah sering melihat Bambi (baca: Rusa) di Monas dan Kebun Raya Bogor, akhirnya saya men-skip Nara dan memilih Kobe.

September 7, 2015

Backpacker ke Osaka




12 Maret 2015

Saya sama sekali tidak menyesal memasukkan Osaka ke dalam rencana perjalanan saya. Berbekal one day pass subway ticket dari Yokoso, begitu banyak tempat wisata yang bisa saya kunjungi dalam sehari di Osaka. Mulai dari Osaka Castle, Tenjinbashisuji Market, Osaka Aquarium, Tempozan Ferris Wheel, Tsutenkaku Tower, Namba-Dotombori area, hingga nonton turnamen Sumo dari luar stadion. Penasaran seperti apa kisah perjalanan saya di Osaka? Yukk mari simak kisahnya..

April 27, 2015

Winter Wear di Jakarta





Duhh.. bingung nih dimana yah bisa beli pakaian musim dingin a.k.a winter wear lucu-lucu ala artis-artis di drama Korea tapi dengan harga yang super murah??? Jangan bingung, coba pegangan dulu, tarik nafas, lalu pergi ke Pasar Senen, Jakarta.

April 22, 2015

Apply Visa Jepang: Yay or Nay?

Bukannya sekarang sudah bebas visa ya bila kita ingin berkunjung ke Jepang?

Yak, betul.. Per Desember 2014, Warga Negara Indonesia pemegang E-Paspor yang ingin berkunjung ke Jepang sudah bebas visa dengan sistem registrasi pra keberangkatan. Sistem apakah itu? Untuk info lebih lanjut dapat dibaca disini..


Sementara itu, untuk pemegang paspor biasa yang ingin berkunjung ke Jepang masih tetap harus mengajukan permohonan visa di Kedutaan Besar Jepang. Info terkini mengenai tata cara apply visa Jepang dapat dibaca disini. Dokumen-dokumen apa saja sih yang diperlukan untuk mengurus visa Jepang? 

April 13, 2015

Japan On A Budget: Itinerary



It's very important for me to make such a personal itinerary even though I already bought a travel book. Why? Because this kind of personal itinerary was very effective and efficient considering my limited amount of traveling days and budget. Some were worked as planned and some just unrealized. The key success to traveling Japan on a budget is research! Yes I did a lot of research before I went to Japan. Thanks to google, i easily found all the information I need about Japan.

So, check it out.. you can use it as a reference or you can adjust it depends on your needs..

For itinerary in pdf file, please click here.


April 6, 2015

Persiapan Backpacker ke Jepang

“And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.” Paulo Coelho - The Alchemist


Another dream come true.. Alhamdulillah ya bisa backpacker ke Jepang. Siapa sangka satu setengah tahun yang lalu saya hanya bisa bermimpi mengunjungi Negeri Sakura. Dan hari ini, disini, saya akan menuliskan pengalaman selama bertandang ke Negeri Abad 21, Jepang. Berapa banyak biaya yang saya habiskan untuk traveling selama 9 hari ke Jepang? Rp6.500.000. Dengan budget Rp6.500.000 tersebut sudah mencakup tiket penerbangan Jakarta - Jepang (PP), penginapan, akomodasi, dan lainnya. Oke, persiapan apa saja yang dibutuhkan untuk bisa backpacker ke Jepang, berikut daftarnya:

March 4, 2015

Cita, Asa, Harapan: Dulu, Kini, dan Nanti



"Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna.."

Seketika lagu Yogyakarta yang dinyanyikan oleh Kla Project mengalun dalam benak saat kereta Progo yang membawa kami dari Jakarta akhirnya tiba di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Senyum tipis terkembang di sudut bibir sambil berkata dalam hati, ahh Jogja..

Tujuan utama saya datang ke Jogja kali ini adalah untuk melakukan wisata akademik. Lebih tepatnya wisata napak tilas masa menjadi mahasiswa dulu. Tak lain dan tak bukan adalah untuk mengumpulkan sisa asa, cita, mimpi, dan harapan yang dulu pernah terserak sepanjang jalan dari kos-kosan menuju kampus. *lebay ya, tapi ini nyata :)*

Setelah tak lagi menjadi mahasiswa dan harus menjalani hidup sebagai karyawan, tak jarang tuntutan dan tekanan pekerjaan terasa sangat menyesakkan dada. Namun, mengingat kembali perjuangan dulu untuk bisa masuk bahkan lulus dari kampus ini sungguh sangat membantu mengurangi rasa sesak itu. Those good memories still linger on me.

Kenangan itupun dimulai dari masa Ospek. Ospek kala itu sungguh sangat berkesan dan jauh dari kata perpeloncoan apalagi kekerasan. Tak berhenti sampai disitu, seiring berjalannya waktu, kesan itu malah semakin dalam. Ada perasaan senang, takjub, bahkan terharu saat orang-orang pintar dan terkenal yang hanya saya lihat di televisi atau bahkan sering namanya saya dengar disebut dimana-mana, menjadi dosen saya. Ya, saya mereguk langsung ilmu dari orang-orang pintar itu yang dengan senang dan ikhlas berbagi pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki. Betapa beruntungnya saya berada di lingkungan yang bahkan tak pernah saya bayangkan sebelumnya.

Selain itu, saya juga sangat merindukan masa-masa belajar kelompok bersama di perpustakaan, di bawah pohon rindang, bahkan di meja bundar berpayung besar di halaman kampus. Mengerjakan tugas kelompok dan membicarakan tentang masa depan sambil diselingi dengan gelak tawa ringan. Saling bekerja sama dan berkompetisi disaat yang bersamaan adalah hal yang lumrah kala itu. Dimana nilai UTS/UAS yang ditempel di papan pengumuman akademik adalah parameter utamanya. Angin akademis berhembus sangat kencang di kampus ini.

Lain di kampus, lain pula kehidupan di kantor. Kini, saat kompetisi dilaksanakan dengan cara yang tidak sehat bahkan cenderung kotor, mental ini serasa belum siap untuk menghadapinya. Tak jarang, air mata adalah obat paling ampuh sementara untuk menenangkan hati sendiri. Apabila air mata dirasa sudah tak cukup ampuh, resign adalah jawabannya. Namun, orang bilang life must go on. Karena merasa berada di lingkungan yang kurang sesuai dengan hati, bukan berarti harus selalu pergi dan mencari yang sesuai dengan hati. Mengingat kembali perkataan dosen saya yang mengutip teori evolusi Charles Darwin "survival of the fittest" yaitu yang mampu beradaptasi lah yang bertahan.

Tiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam adaptasi, entah itu menjadi lebih baik atau lebih buruk. Satu yang saya imani dan amini, bahwa kerja keras itu tidak pernah sia-sia. Mungkin maanfaatnya belum dirasakan saat ini, tapi selalu ada hikmah yang dapat dipetik. Dan saya selalu percaya, ada kehendak Tuhan di dalam setiap fase kehidupan yang saya jalani saat ini.

Jadi, saya akan terus bermimpi mewujudkannya menjadi nyata. Karena ada tangan Tuhan yang tak terlihat dan semesta yang selalu mendukung.

"And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it." - Paulo Coelho, The Alchemist

February 9, 2015

Wisata Kuliner ala Mahasiswa Yogyakarta

Pernah ngekos di luar kota dan dengan uang bulanan yang harus tetap disyukuri (baca: alhamdulillah masih cukup buat makan sama fotokopi), kuantitas makanan itu jauh lebih penting dari pada kualitasnya. Saya tidak akan menyebut warung makan, warung tegal, warung indomie (burjo = bubur kajang ijo), angkringan, lesehan, dan sebagainya di bawah ini karena itu adalah makanan pokok dulu. Terlebih jika tanggal semakin tua dan uang semakin  tipis, mie instan yang diremuk pun bisa dijadikan makanan pokok #Nelangsa.

Saat saya kemarin ke Jogja, saya melakukan napak tilas wisata kuliner ala 'uang bulanan baru saja dikirim orang tua' ketika menjadi mahasiswa di Yogyakarta dulu. Yukkk mari...

February 6, 2015

Jogja lagi???

"Taun baruan di Jogja yuk?" Ajak seorang teman kepada saya. "Yuk!!!" Jawab saya tanpa ragu.

Pernah tinggal lebih dari lima tahun di Jogja sebagai mahasiswa tak lantas membuat saya bosan datang ke kota pelajar ini. Terakhir kali saya menginjakkan kaki di Jogja yaitu akhir tahun 2011, tepat beberapa minggu setelah lulus pendadaran skripsi. Tak kunjung selesai mengerjakan skripsi kala itu rupanya membuat saya agak trauma datang ke kota ini.. Hahahaa.. #MantanCalonMahasiswaAbadi

Terus ngapain lagi di Jogja? Jangan binun.. banyak banget nih hal yang bisa kita lakukan di Jogja. Mulai dari wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata kuliner, sampai wisata akademik bisa kita lakukan.

Terlebih lagi biaya hidup di Jogja yang murah membuat perjalanan napak tilas jaman mahasiswa ini serasa sangat menyenangkan. Ditunggu ya ulasannya...

February 4, 2015

Persiapan Backpacker Yogyakarta


Penginapan murah di Yogyakarta? Banyak... dan Hotel Puspita adalah salah satu diantara yang dapat dijadikan pilihan. Just remember the rule, ada harga ada rupa, ya..

Sewa motor murah di Yogyakarta? Langsung saja kontak mas pemilik AB Motor di nomor 085643555711.

January 9, 2015

A Yogyakarta To Remember


I used to come here as a student. Now, I came here as a traveler. I called this journey 'A Yogyakarta To Remember'.

It's been three years since I graduated and leave Yogyakarta. But, this kind of feeling is exactly the same when I first came here.

I just can't resist the good energies came from this 'Kota Pelajar'. You will easily found a bunch of students freely discuss about political issues or recent government policies. Yes, they do care about our nation.

It's such an amazing experience to spend the end of 2014 and the beginning of 2015 here in Yogyakarta. Thank God for the wonderful years. 

Someday, I wish I could. Amin...