Tulisan ini saya buat Juli 2017 lalu sebagai rasa syukur saya karena telah berhasil melalui salah satu bagian dalam perjalanan mimpi saya. Kini, Desember 2019, saya sedang berada di Amerika Serikat menempuh pendidikan S2 dengan beasiswa LPDP.
Alhamdulillah ternyata tulisan saya ini dibaca banyak orang dan semoga bermanfaat. Untuk itu saya "update" tulisan ini agar lebih mudah dipahami.
Pertama, tanamkan ini di dalam kepala kalian "Bahasa Inggris itu mudah dan saya pasti bisa".
Kedua, kalau kalian sudah sampai di Luar Negeri nanti dan bicara Bahasa Inggris masih terbata-bata atau salah grammar, orang tidak akan menyalahkan kalian karena meraka tau itu bukan bahasa ibu. Jadi kenapa harus takut salah? Belajarlah dan kejarlah mimpimu.
Ketiga, susahnya belajar Bahasa Inggris tidak seberapa dibanding susahnya kuliahnya di Luar Negeri. Percayalah, jika kalian terbiasa bekerja keras dalam menggapai sesuatu Tuhan pasti akan memudahkan jalanNya.
Score TOEFL ITP saya 567 dalam waktu belajar 3 (tiga) minggu; dan
Alhamdulillah ternyata tulisan saya ini dibaca banyak orang dan semoga bermanfaat. Untuk itu saya "update" tulisan ini agar lebih mudah dipahami.
Pertama, tanamkan ini di dalam kepala kalian "Bahasa Inggris itu mudah dan saya pasti bisa".
Kedua, kalau kalian sudah sampai di Luar Negeri nanti dan bicara Bahasa Inggris masih terbata-bata atau salah grammar, orang tidak akan menyalahkan kalian karena meraka tau itu bukan bahasa ibu. Jadi kenapa harus takut salah? Belajarlah dan kejarlah mimpimu.
Ketiga, susahnya belajar Bahasa Inggris tidak seberapa dibanding susahnya kuliahnya di Luar Negeri. Percayalah, jika kalian terbiasa bekerja keras dalam menggapai sesuatu Tuhan pasti akan memudahkan jalanNya.
Kunci sukses belajar Bahasa Inggris itu LATIHAN, LATIHAN, dan LATIHAN.
Score TOEFL ITP saya 567 dalam waktu belajar 3 (tiga) minggu; dan
Score IELTS saya 7 dalam waktu belajar 5 (lima) minggu.
Keduanya berhasil saya dapatkan dalam tes pertama. Terdengar gampang ya? Percayalah saya "babak belur" untuk mendapatkan score diatas dan sebagai rasa terima kasih saya pada semesta, maka saya akan sharing cara saya belajar TOEFL ITP dan IELTS sendiri agar bermanfaat bagi orang lain yang ingin apply beasiswa seperti saya.
Jika kalian menemukan post ini, mungkin kalian mengalami hal yang sama dengan saya 2 bulan sebelum mengikuti tes TOEFL ITP dan IELTS yaitu bagaimana caranya belajar TOEFL ITP atau IELTS sendiri. Berbagai pertanyaan muncul dalam kepala dengan pertanyaan pertama "saya harus mulai dari mana?"
Mulailah dengan membaca doa dan niat baik, niscaya Tuhan melalui semestanya akan mendukung doa dan niat baikmu itu.
Doa dan niat baik tersebut harus didukung dengan usaha yang optimal supaya hasilnya juga optimal. Belajar sendiri itu memaksamu menjadi guru dan murid bagi dirimu sendiri disaat yang bersamaan karena tidak ada orang lain yang mengoreksimu, sehingga usahamu belajar minimal harus 2 kali lebih besar dari mereka yang sudah "bawaan" Bahasa Inggrisnya bagus atau mereka yang ikut kursus. Meskipun saya sudah memiliki dasar pengetahuan Bahasa Inggris, rasa takut belajar IELTS tetap saja tidak dapat dihindari. Dalam hal ini, ada 2 kendala yang saya hadapi saat itu, pertama kendala biaya, kedua kendala waktu. Bagaimana caranya saya bisa mendapat score IELTS minimal 6.5 pada tes pertama tanpa ikut kursus IELTS terlebih dahulu. Selanjutnya bagaimana caranya saya belajar sendiri sambil tetap bekerja di kantor.
Alhamdulillah, semesta mendukung saya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas dan saya ucapkan terima kasih banyak pada Mba Kiky dan Cak Shon dengan post mereka tentang belajar IELTS sendiri yang sangat membantu sekali.
Sebetulnya sejak 2 tahun belakangan saya sudah mulai belajar Bahasa Inggris sendiri, on - off, tidak fokus, dan tidak konsisten karena tujuan saya untuk apply beasiswa agar bisa sekolah lagi masih nanti di tahun 2018. Kenapa 2018 karena saya masih harus membiayai sekolah adik-adik saya dulu saat ini. Sebetulnya lagi, saya ikut TOEFL ITP itu sebagai hadiah ulang tahun saya di bulan April lalu. Entah angin dari mana yang mendorong saya, tiba-tiba saya memutuskan untuk ikut tes IELTS agar bisa mendaftar beasiswa LPDP tahun 2017 padahal deadlinenya kurang dari 2 bulan. Dan alhamdulillah saya bisa melewatinya.
Jika ada yang bertanya kenapa saya ikut tes TOEFL ITP dan IELTS sekaligus jawabannya sederhana karena tata bahasa atau grammar saya agak berantakan meskipun basicnya sudah ada. Sebenarnya yang pertama kali saya pelajari adalah IELTS, namun saya kesulitan setengah mati pada saat writing karena saya tidak tau kata apa yang sebaiknya digunakan setelah kata-kata tertentu dalam menulis formal essay. Menghadapai masalah tersebut, solusi yang saya tau saat itu adalah belajar grammar, nah karena saya belajar grammar sendiri, maka indikator untuk mengetahui apakah yang saya pelajari itu benar atau tidak adalah dengan mengikuti tes TOEFL ITP, itung-itung sekalian sebagai pemanasan sebelum mengikuti tes IELTS dan sebagai pengganti kursus IELTS. Tes TOEFL ITP itu sendiri biayanya waktu itu Rp 485.000 di IES Jakarta. Selain itu, TOEFL ITP juga dapat digunakan untuk mengukur kelebihan dan kelemahan saya pada sub tes apa, sehingga pada saat belajar IELTS saya akan usaha lebih keras pada sub tes yang masih kurang nilainya tersebut, meskipun sub tes TOEFL ITP dan IELTS tidak sebanding, tapi cara belajar seperti ini lumayan membantu.
Belajar sendiri saya lakukan dengan fokus dan konsisten mulai dari jam 4 pagi sampai dengan jam 9 malam tiap harinya, dengan disambi kerja tentunya. Kalau weekend saya lebih suka belajar di Perpustakaan Goethe Institut Jakarta karena tempatnya sangat nyaman untuk belajar. Diakhir-akhir periode belajar menjelang ujian, saya bahkan sampai menginap 3 hari 3 malam di tempat teman saya yang lulusan Sastra Inggris demi latihan speaking. Alhasil selama 2 bulan periode belajar tersebut, kantung mata saya jadi double. Oke, tiap orang punya cara belajar yang beda-beda, berikut saya share cara saya belajar yaa...
Jika ada yang bertanya kenapa saya ikut tes TOEFL ITP dan IELTS sekaligus jawabannya sederhana karena tata bahasa atau grammar saya agak berantakan meskipun basicnya sudah ada. Sebenarnya yang pertama kali saya pelajari adalah IELTS, namun saya kesulitan setengah mati pada saat writing karena saya tidak tau kata apa yang sebaiknya digunakan setelah kata-kata tertentu dalam menulis formal essay. Menghadapai masalah tersebut, solusi yang saya tau saat itu adalah belajar grammar, nah karena saya belajar grammar sendiri, maka indikator untuk mengetahui apakah yang saya pelajari itu benar atau tidak adalah dengan mengikuti tes TOEFL ITP, itung-itung sekalian sebagai pemanasan sebelum mengikuti tes IELTS dan sebagai pengganti kursus IELTS. Tes TOEFL ITP itu sendiri biayanya waktu itu Rp 485.000 di IES Jakarta. Selain itu, TOEFL ITP juga dapat digunakan untuk mengukur kelebihan dan kelemahan saya pada sub tes apa, sehingga pada saat belajar IELTS saya akan usaha lebih keras pada sub tes yang masih kurang nilainya tersebut, meskipun sub tes TOEFL ITP dan IELTS tidak sebanding, tapi cara belajar seperti ini lumayan membantu.
Belajar sendiri saya lakukan dengan fokus dan konsisten mulai dari jam 4 pagi sampai dengan jam 9 malam tiap harinya, dengan disambi kerja tentunya. Kalau weekend saya lebih suka belajar di Perpustakaan Goethe Institut Jakarta karena tempatnya sangat nyaman untuk belajar. Diakhir-akhir periode belajar menjelang ujian, saya bahkan sampai menginap 3 hari 3 malam di tempat teman saya yang lulusan Sastra Inggris demi latihan speaking. Alhasil selama 2 bulan periode belajar tersebut, kantung mata saya jadi double. Oke, tiap orang punya cara belajar yang beda-beda, berikut saya share cara saya belajar yaa...
Tips Belajar TOEFL ITP:
- Mulai dari Grammar. Pertama kali yang saya pelajari adalah basic tenses melalui website EnglishClub ini dan menurut saya website tersebut merupakan sumber yang cukup baik untuk belajar grammar dibanding website lainnya.
- Naik kelas, saya belajar beberapa grammar advanced melalui website Cambridge Dictionary ini.
- Mulai latihan soal grammar melalui buku Betty Scramfher Azar edisi 1, 2, dan seterusnya. Buku anak sekolah ini ternyata memberikan kontribusi yang sangat besar bagi saya dalam memahami complex sentences. Note: Buku ini sepertinya dapat dibeli di Gramedia. Jika kalian memiliki dana terbatas, carilah buku ini di toko buku bekas seperti Pasar Senen Jakarta atau tempat lainnya.
- Belajar grammar gratis melalui youtube by Smrt English. Kalian bisa belajar mulai dari level basic, intermediate, advanced, maupun sesuai materi yang kalian butuhkan.
- Beli atau download gratis (kalau bisa) buku TOEFL oleh Bruce Rogers ini. Kebetulan saya waktu itu secara tidak sengaja mendapat buku tersebut di Pasar Senen Jakarta seharga 100 ribu rupiah untuk 3 buah buku TOEFL bekas namun asli dari Amerika Serikat.
- Serupa dengan buku pada poin no.5 diatas, free download buku TOEFL Computer and Paper Based oleh Deborah Phillips versi pdf disini ya, sementara untuk audio nya coba cari sendiri di google. Percayalah, buku-buku tersebut sangat membantu dan memiliki nilai signifikan dalam meningkatkan score TOEFL ITP.
- Latihan terus soal-soal TOEFL ITP dari sumber apapun itu yang kalian temukan, karena fokus dan konsistensi adalah kunci untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Catatan TOEFL ITP:
- Khusus untuk buku-buku latihan soal yang saya pelajari pada poin no 3 dan 5 diatas itu tidak ada kunci jawabannya. Dengan ketiadaan kunci jawaban tersebut, memaksa saya untuk benar-benar memahami materinya.
- Hal baiknya adalah, berdasarkan pengalaman saya, soal latihan bagian structure and written expression pada buku poin no. 5 tersebut diatas jauh lebih sulit dibandingkan dengan soal tes TOEFL ITP sebenarnya. Mungkin itulah yang mengatrol nilai TOEFL ITP saya menjadi lumayan tinggi.
- Tips untuk listening section TOEFL ITP bagian 2 dan 3 yaitu membuat "mental notes" pada saat speaker berbicara. Dengan cara tersebut menjawab pertanyaan listening TOEFL ITP bagian 2 dan 3 menjadi lebih mudah. Mental Notes itu apa? Mental notes itu seperti disuruh ibu pergi ke warung beli macem-macem, kalian tidak mencatatnya dan hanya ngangguk-ngangguk memahami, lalu pergi ke warung, sesampainya di warung, penjualnya tanya mau beli apa, kalian jawab sesuai ingatan kalian.
- Tips untuk reading section TOEFL ITP yaitu bacalah soal dulu, garis bawahi kata kunci pada soal tersebut, cari kata yang persis sama atau kata lain yang memiliki arti sama (paraphrase) pada paragraf bacaan, maka disekitar situlah jawaban berada. Berdasarkan pengalaman saya mengikuti tes TOEFL ITP, saya hampir tidak membaca paragraf, yang saya lakukan hanyalah mencari jawaban dengan membaca sepenggal-penggal kalimat. Kata kunci dalam soal itu bisa berupa kata benda, kata sifat, dll.
- Oh iya, membulatkan jawaban soal TOEFL ITP itu memakan waktu yang lumayan juga dan melelahkan tangan.
Score TOEFL ITP saya pada 13 Mei 2017 adalah 567 dengan detail sbb:
Listening: 61
Structure and Written Expression: 55
Reading: 54
Meningkat 97 poin dibandingkan tahun 2011 dulu yang hanya sebesar 470.
Tips Belajar IELTS:
Selesai mengikuti tes TOEFL ITP pada tanggal 13 Mei 2017, saya langsung lanjut belajar IELTS dalam waktu 5 (lima) minggu untuk ujian tanggal 17 Juni 2017. Percaya deh, belajar IELTS jauh lebih mudah setelah kalian percaya diri dengan grammar kalian. Tapi, tidak semua orang seperti saya yang memulai belajar IELTS dengan belajar TOEFL ITP dulu. Ada yang cuma belajar IELTS sendiri dan langsung sukses, ada juga yang mengulang ujian IELTS berkali-kali meskipun sudah ikut kursus, yang terpenting adalah usahakan dulu yang terbaik.
Saya bagi tips belajar IELTS menjadi 4 bagian sesuai soal ujiannya ya. Jika saat ini kalian sungguh-sungguh ingin belajar dan lulus tes IELTS, pastikan kalian telah memiliki buku IELTS Cambridge edisi pertama hingga terakhir (buku apa ini cari sendiri di google ya dan bisa di-download gratis juga). Saya waktu itu belajar hampir seluruh soal yang ada di buku IELTS Cambridge edisi 1 sd 12.
1. LISTENING
Saya memulai belajar IELTS dari hal yang paling saya takuti, yaitu Listening. Meskipun score TOEFL ITP saya paling tinggi ada pada listening section, tetap saja listening IELTS itu menakutkan karena tingkat kesulitan soalnya jauh diatas listening section TOEFL ITP. Tapi jangan takut, berikut saya share cara saya belajar listening karena terbukti lagi score listening IELTS saya adalah 8.
Sebelumnya saya ingin cerita dulu awal mula saya menjajaki listening section ini dengan mengerjakan soal-soal pada buku IELTS Cambridge 1-3, hampir 50% jawaban adalah salah. Saya kecewa, kebetulan buku Cambridge ini ada kunci jawabannya, kemudian saya membuat statistik kesalahan terbesar saya ada dimana, yaitu pada kata benda singular/plural dan kesalahan spelling. Mulai dari situlah saya merubah cara saya belajar dan sejak itulah saya berkawan baik dengan IELTS listening section.
- Ikuti saran Mba Kiky dan Cak Shon pada post mereka ya. Itu terbukti benar dan manjur. Saya hanya akan menambahkan beberapa hal saja yang saya anggap cukup signifikan dalam meningkatkan score listening IELTS saya.
- Kemudian saya belajar tentang apa itu IELTS beserta dengan penjelasannya secara gratis dan online melalui Future Learn dan EDX. Buat account disitu ya, lalu search saja IELTS. Saya memilih belajar IELTS online melalui materi yang dibuat oleh universitas-universitas ternama di dunia karena materi yang diajarkan terasa lebih valid meskipun sumber-sumber lainnya dari youtube juga membantu.
- Belajarlah mendengarkan percakapan orang bule dari mana pun itu yang bisa didapatkan. Film, online radio BBC, US, audio book, atau bahkan podcast. Kalau saya lebih suka download podcast agar bisa disimpan di handphone dan didengarkan ketika ada waktu luang. Favorit saya adalah podcast dari Harvard Business Review karena selain bahasanya yang "agak susah" berbicaranya juga cepat dengan aksen Amerika. Jika kalian ingin belajar mendengar aksen Inggris downloadlah podcast BBC atau tontonlah serial Game Of Thrones. Lebih baik lagi bisa belajar mendengar aksen Amerika dan Inggris keduanya supaya tau bedanya apa. Saya percaya latihan yang berat itu akan memudahkan saya ketika menghadapi tes yang sebenarnya. Disinilah tantangannya, podcast tersebut bukan hanya sekedar di download dan didengarkan lalu paham mereka membicarakan apa, tapi listen and repeat. Ulangilah apa pun yang kalian dengar dalam hatimu atau suarakan bila perlu, secara tidak langsung pengulangan ini memaksa kalian memahami tenses, grammar, vocabulary, pronunciation, dan intonation pada saat yang bersamaan. Beruntungnya, saya sedikit terbantu dengan terlebih dahulu belajar grammar pada TOEFL ITP sebelumya. Listening ini erat kaitannya dengan speaking. Jadi sekali belajar sebetulnya kalian sudah mempelajari 2 hal sekaligus. Sebagai informasi, saya belajar listen and repeat ini di dalam bus atau kereta ketika hendak berangkat kerja atau pulang ke rumah, jadi dimanapun ada kesempatan saya selalu latihan listen and repeat.
- Kembali lagi ke soal listening pada buku IELTS Cambridge. Awal-awal latihan akan terasa susah, tapi ketika sudah tau pola soal dan jawabannya maka akan terasa lebih mudah. Sebelum menyalakan audio, saya garis bawahi dulu kata kunci pada soalnya. Kata kunci ini apa? Bisa jadi verb, noun, place, date, person, etc. Ketika audio sudah dinyalakan fokuslah mendengarkan karena hampir seluruh kata-kata pada audio IELTS itu adalah paraphrase atau kata yang memiliki arti yang sama dengan kata yang ada pada soal dan disitulah jawaban akan berada.
- Selanjutnya adalah memprediksi jawaban. Maksudnya adalah memprediksi part of speech apa yang dibutuhkan untuk mengisi jawaban yang kosong. Part of speech diantaranya yaitu noun, adjective, adverb, dll. Misal setelah adjective akan diikuti oleh noun jika kalimat yang ada pada soal adalah noun phrase. Terdengar susah ya? Betul sekali bagian ini memang susah kok, dan lagi-lagi saya merasa beruntung sudah belajar grammar saat TOEFL ITP sebelumnya. Tapi jangan merasa terkendala ya dengan tips ini, karena sesungguhnya dengan latihan yang konsisten maka akan terbiasa.
- Sesuai saran pengajar online course di EDX, tulislah jawaban pada lembar soal tepat seperti apa yang kalian dengar namun pas dengan grammar yang ada pada soalnya.
- Audio speaker IELTS itu sebetulnya beraksen British, namun tidak ada larangan bagi peserta yang ingin menuliskan jawaban dalam American word atau British word. Saya sendiri terbiasa dengan American word sehingga saya tidak memaksakan diri saya untuk belajar British word, cukup tau saja bedanya apa diantara keduanya.
Catatan LISTENING:
- Mulailah berlatih menjawab soal IELTS listening section dengan menggunakan headset, selanjutnya dengan menggunakan speaker karena actual tes IELTS listening itu menggunakan speaker. Dalam hal ini, berlatih menggunakan speaker itu memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dibandingkan menggunakan headset karena vocabulary akan terdengar samar, tapi lama-kelamaan latihan bisa kok.
- Buat target score yang akan kalian capai dalam Listening, misal saya waktu itu membuat target benar 30 salah 10 supaya dapat score 7. Buat rekap penilaian sebagai history latihan, jika target belum terlaksana, berarti tingkatkan lagi latihannya.
- Terus semangat berlatih ya dan buat statistik kesalahan paling sering ada dimana, mulai dari situ belajarlah dari kesalahan. Carilah jawabannya di google, atau cari sendiri jawabannya dengan bertanya kepada orang yang lebih pintar, atau seperti yang saya lakukan yaitu dengan belajar memahami pola soal dan jawaban IELTS. Sebagai informasi lagi saya berhasil memahami pola jawaban kapan harus menggunakan kata benda singular atau plural tapi saya tidak berhasil mengatasi kesalahan spelling karena itu membutuhkan latihan yang keras lebih dari 5 minggu.
- Berdasarkan pengalaman pribadi saya dan semoga ini terjadi seterusnya ya, soal IELTS listening buku Cambridge 1-12 agak lebih susah dari actual tesnya, jadi jika kalian berhasil menaklukan buku itu, semoga kalian juga bisa menaklukan soal Listening IELTS yang sebenarnya.
- Saya latihan listening biasanya jam 4 sd jam 6 pagi sebanyak 4 latihan soal sehari, karena biasaya pagi hari itu otak saya masih fresh.
- Satu lagi, mendengarkan podcast itu jauh lebih sulit ketimbang mendengarkan percakapan pada IELTS. Percakapan pada podcast itu adalah percakapan yang sebenarnya terjadi di dunia nyata dengan gaya bicara masing-masing speakernya, sementara percakapan pada IELTS itu kaku, terarah, dan kadang tidak terlalu cepat. Jadi, jangan terlalu takut sama IELTS listening section.
- IELTS itu sesungguhnya tidak hanya menguji grammar, tapi banyak hal lainnya juga yang diuji. Bagi saya pribadi, dengan memahami grammar setidaknya saya telah mengurangi salah satu beban belajar Bahasa Inggris.
2. READING
Jujur saja reading ini gampang-gampang susah ya dan tips belajarnya pun serupa dengan belajar listening diatas. Berikut saya share tipsnya:
- Pahami tipe soal IELTS reading ini karena ada banyak sekali. Materi belajar IELTS reading yang paling bagus menurut saya ada pada online course EDX dari University of Queensland Australia.
- Mulai latihan mengerjakan soal IELTS reading dari buku Cambridge 1-12.
- Buat target score yang akan kalian capai dan buat rekap nilai, jika belum mencapai target, tingkatkan lagi latihannya.
- Buat statistik kesalahan tersering ada dimana dan mulailah belajar dari kesalahan tersebut.
- Salinlah jawaban persis seperti kata-kata yang ada pada paragraf bacaan namun sesuai dengan grammar yang ada pada soalnya.
- Paraphrase antara bacaan dengan soal yang ada pada IELTS reading section ini lumayan sulit sehingga dibutuhkan latihan yang banyak agar cepat dalam menemukan dimana letak jawabannya berada.
- Sama seperti tips yang saya berikan pada saat saya belajar TOEFL ITP, bacaan tidak perlu dibaca seluruhnya namun hanya sepenggal-penggal kalimat saja disekitar jawaban. Khusus untuk IELTS reading section 3 yang memiliki tingkat kesulitan soal lebih tinggi dibanding section 1 dan 2, sebelum membaca soal, saya baca tiap paragraf pertama untuk mendapatkan general idea tentang bacaan sekaligus memudahkan saya dalam menemukan jawaban.
- Actual tes IELTS reading menurut saya sama sulitnya dengan IELTS reading pada buku Cambrigde 1-12.
- Pada saat tes berlangsung, waktu 1 jam itu terasa cepat sekali, jika kalian mandek di satu jawaban, loncati saja. Tapi usahakan untuk tidak meloncati tipe soal sentence completion (soal berupa isilah titik-titik berikut..), karena menurut saya jika waktu kalian hampir habis tapi masih ada jawaban yang belum terjawab, kalian bisa mengandalkan logika dalam menjawab tipe soal multiple choice, tapi akan sulit ketika menjawab soal sentence completion karena jawabannya jelas-jelas tertulis di dalam bacaan.
- Mulai perbanyak membaca artikel berbahasa Inggris, selain menambah kosakata juga untuk melatih kita memahami general idea di tiap paragrafnya. Mulai dari yang vocabularynya mudah seperti World Economic Forum, baru naik kelas ke artikel lainnya yang lebih sulit apapun itu.
3. WRITING
Writing ini erat kaitannya dengan reading. Untuk itu saya banyak membaca artikel dari World Economic Forum karena bahasanya yang akademik namun mudah dipahami sehingga bisa saya contoh untuk menulis essay. Intinya sih banyak-banyak berlatih, mulai dari brainstorming sampai dengan latihan menulis 2 buah essay dalam waktu 1 jam. Brainstorming itu apa sih? Brainstorming itu membuat poin-poin apa yang mau ditulis di-tiap paragraf untuk memudahkan kita ketika menulis essay. Saran dari Mba Kiky dan IELTS Simon itu benar-benar saya ikuti pada saat actual tes IELTS writing, namun karena saya belajar writing hanya 2 minggu sebelum tanggal ujian jadi nilai saya pas di angka 6. Kesalahan saya adalah saya terlalu fokus pada listening dan reading karena 2 sub tes itulah yang menurut saya paling bisa saya perjuangkan nilainya. Sementara untuk writing karena saya belajar sendiri dan tidak ada orang lain yang mengoreksi tulisan saya maka saya "pasrah" dengan keadaan. Beruntungnya saya sudah belajar grammar untuk TOEFL ITP, sehingga saya tidak menemukan kesulitan ketika berlatih menulis essay. Untuk mendapatkan nilai IELTS writing 6, setidaknya saya menggunakan complex sentences, passive voice, perfect tenses, tidak mengulang kata yang sama berkali-kali dan mencoba menggunakan synonym, serta beberapa kali menggunakan higher vocabulary. Di dalam beberapa buku IELTS Cambridge yang saya download, ada contoh jawaban essay writing beserta dengan scorenya. Pelajarilah pola jawabannya, sehingga jika kalian setidaknya ingin mendapat nilai 6.5, mungkin bisa belajar dari situ.
4. SPEAKING
Menurut saya ini bagian tersulit lainnya selain writing. Saya juga hanya berlatih speaking 2 minggu sebelum tanggal ujian dengan berlatih bersama teman-teman saya yang speaking nya bagus. Selain itu saya juga beberapa kali menyempatkan diri berlatih speaking sendiri di rumah, biasanya weekend atau sebelum tidur dengan cara merekam speaking saya di handphone untuk kemudian saya dengarkan kembali. Lagi-lagi speaking ada kaitannya dengan grammar, ternyata grammar yang baik itu membantu saya agak lancar berbicara karena ketika saya berbicara saya juga mendengarkan suara saya sendiri dan secara tidak sadar otak saya memproduksi kata-kata agar enak untuk didengar. Intinya pada saat actual tes IELTS speaking itu tidak terlalu banyak jeda nya (terbata-bata), tempo bicara sedang-sedang saja dengan kata-kata terus mengalir meskipun dengan vocabulary sederhana, serta dengan menggunakan pronunciation dan intonation yang Indonesia banget.
Score IELTS saya pada tanggal 17 Juni 2017 adalah 7 dengan detail sbb:
Listening: 8
Reading: 7
Writing: 6
Speaking: 6.5
***
Reading: 7
Writing: 6
Speaking: 6.5
***
Semoga post ini membantu teman-teman yang ingin belajar TOEFL ITP maupun IELTS ya. Terlepas dari apapun tujuan kalian, belajar Bahasa Inggris itu bagus untuk diri kita sendiri dan orang lain baik di saat ini maupun di masa mendatang. Karena kita tidak terbiasa mendengar, membaca, berbicara, ataupun menulis Bahasa Inggris dalam keseharian kita, bukan berarti kita tidak bisa. Semua pasti setuju kalau belajar apapun itu butuh proses dan tidak bisa instan. Jadi tetap semangat ya.
Apabila ada yang ingin share pengalamannya belajar sendiri, buku-buku yang digunakan, atau sumber-sumber belajar lainnya juga boleh ya supaya bisa membantu yang lainnya juga. Last but not least, sekali dalam hidupmu, perjuangkanlah mimpimu seberat apapun itu.
Apabila ada yang ingin share pengalamannya belajar sendiri, buku-buku yang digunakan, atau sumber-sumber belajar lainnya juga boleh ya supaya bisa membantu yang lainnya juga. Last but not least, sekali dalam hidupmu, perjuangkanlah mimpimu seberat apapun itu.
Boleh minta e-mail atau wa nya kak? untuk sharing, sangat bermanfaat :)
ReplyDeleteMakasih saran nya kaak
ReplyDeleteKebetulan bgt nemu ini
Sangat memotivasi...
ReplyDeleteTerimakasih sudah berbagi
ka ada IG ga?
ReplyDeleteHii, salam kenal. Artikelnya membatu sekali.
ReplyDeleteSaya penasaran, bagimana kelanjutannya setelah lolos IELTS dengan band 7, apakah tahun berikutnya lolos dan mendapatkan beasiswa LPDP?
I'll appreciate if you reply my comment. :)
Cheers,
Elli
Above Information Was Simply Awesome!! Kindly add an article about IELTS IELTS coaching in thrissur That Would be Great...
ReplyDeletebuku cambridge ielts 1-12 itu maksudnya kakak belajar dari seri 1 sampai 12 ya? atau hanya 1 buku saja?
ReplyDeletesaya belajar dari seri 1 sampai dengan 12 tapi tidak semua bagian hanya semampunya saja saat itu
DeleteTerimakasih Banyak atas sharingnya, Semoga dimudahkan untuk mencontoh. @ Usaha lanjut S-3 di luar negeri
ReplyDeleteSebelumnya terimakasih kak atas postingannya. Sungguh luar biasa. Kemudian saya ingin bertanya, yang dimaksud "mental notes" pada tips listening section TOEFL ITP itu apa ya?
ReplyDeleteapa itu "mental notes" sudah saya update ya pada postingan diatas, semoga membantu
DeleteJempol banget
ReplyDeleteSy solut dg usaha tanpa kenal lelahnya.
thankyou. sangat membantu sekali ...
ReplyDeletehalo kak,
ReplyDeletesaya sama sekali buta sama bahasa inggris, minta saran dong kak saya harus mulai dari mana untuk bisa kuasai iels, apa harus tahu dlu bagaimana berbicara bahasa inggris ato gmn dong kak, mohon pencerahannya
awali dari niat yang baik nanti ada jalan nya sendiri, beli buku IELTS atau apapun itu yang penting belajar ya jangan mudah menyerah, hari ini tidak bisa bahasa Inggris ga masalah, nanti setelah belajar pasti bisa sedikit-sedikit
Deletemaaf, mau tanya
ReplyDeleteapakah saat anda mempelajari grammar untuk toefl, anda belajar semua pelajaran grammar, atau hanya pada bagian terlemah saja?
saya pelajari semua grammar lagi, untuk bagian yang terlemah saya tambah waktu belajarnya lebih lama sampai paham
DeleteRekomendasi buku TOEFL & IELTS dong kak?
ReplyDeleteInformasi yang luar biasa. Terimakasih.
ReplyDeleteMaaf saya Nissa saya baru saja membacanya. Saya baru sma kls2 impian saya ingin kuliah di luar negri tapi yaaa! bahasa inggris saya kurang. Boleh kasih saran gak harus belajar b.ing dari mana dulu biar saya paham ap arti dan mksd dari soal" yang saya hadapi. Trima kasih!!!
ReplyDeleteHalo Nissa
ReplyDeletePunya cita-cita yang tinggi ya nak, jangan takut untuk menggapai cita-cita.
Mulai dari mana? Sekolah yang rajin dan tekun ya, belajar bahasa Inggris yang baik di sekolah, waktu luang jangan disia-siakan, gunakan untuk belajar bahasa Inggris dan pelajaran lainnya dengan baik, suatu hari kamu pasti bisa.