Backpacker ke Osaka

12 Maret 2015

Saya sama sekali tidak menyesal memasukkan Osaka ke dalam rencana perjalanan saya. Berbekal one day pass subway ticket dari Yokoso, begitu banyak tempat wisata yang bisa saya kunjungi dalam sehari di Osaka. Mulai dari Osaka Castle, Tenjinbashisuji Market, Osaka Aquarium, Tempozan Ferris Wheel, Tsutenkaku Tower, Namba-Dotombori area, hingga nonton turnamen Sumo dari luar stadion. Penasaran seperti apa kisah perjalanan saya di Osaka? Yukk mari simak kisahnya..

Setelah melalui hampir 7 jam perjalanan udara dari Kuala Lumpur Malaysia, tibalah saya dengan noraknya di Kansai International Airport (KIX) Osaka, Jepang. Kok norak? Iyalah norak karena saya tidak bisa berhenti senyum-senyum sendiri sambil bergumam dalam hati "ya Tuhan, mimpinya siapa ini yang dibeli sejauh ini?" Saya sendiri masih tidak percaya bahwa saya berhasil "membeli" salah satu mimpi saya, Jepang.

Hal pertama yang saya cari setelah keluar dari pesawat adalah mencari toilet. Untung saya tidak norak memakai toilet Jepang karena saya sudah belajar dulu di Youtube #NiatMak. Setelah berbangga hati tidak norak pakai toilet Jepang, muncullah hal norak lainnya. Apakah itu? KESETRUM (di bold biar dramatis). Jadi segala sesuatu berbahan besi yang saya pegang itu nyetrum. Sebelum berangkat saya tidak tahu info dimana pada musim dingin itu segala benda berbahan besi yang dipegang manusia secara langsung bisa nyetrum #BukanAnakIPA #KatanyaSihGitu.

Selesai noraknya, lanjutlah mencari loket Yokoso. Untungnya, petunjuk arah yang ada di KIX sangat jelas, sehingga memudahkan pembaca dalam mencari suatu tempat. Jadi ceritanya nih sebelum berangkat saya sudah membeli secara online paket tiket kereta dari Yokoso seharga 1500Yen yang infonya dapat dibaca disini. Paket tiket kereta tersebut terdiri dari one way tiket KIX - Namba (jika dibeli secara satuan itu harganya sekitar 920Yen) dan one day pass subway tiket Osaka. Saya tidak yakin jika paket tiket kereta dari Yokoso adalah yang termurah, namun itu adalah yang paling efektif dan efisien yang dapat saya gunakan saat itu.

Yokoso! Osaka Ticket

Kebetulan lagi, tempat saya menginap di Shin Imamiya Hotel itu masih di jalur yang sama dengan jalur kereta yang paketnya saya beli dari Yokoso, sehingga saya tidak perlu mengeluarkan ongkos ekstra untuk mencapainya. Cerita mengenai Shin Imamiya Hotel akan saya uraikan di post terpisah ya.

Nah, berbekal one day pass subway ticket dari Yokoso, mulailah saya ngalor ngidul menjelajah Osaka sepuasnya. Objek wisata yang saya jelajahi sudah tentu yang ada di sepanjang jalur subway Osaka. Catatan ya, saya cuma numpang foto saja didepan objek wisata tersebut dan tidak masuk kedalamnya karena keterbatasan budget #NamanyaJugaBackpacker. Objek wisata apa saja yang saya datangi? Berikut diantaranya..

Osaka Castle

Baby it's "not that" cold outside

Burung aja kedinginan, salut sama mba-mba diatas yang pakai stocking di suhu 6 degree

Di komplek Osaka Castle, ada taman bunga yang bisa dikunjungi secara gratis. Beruntungnya saya datang saat Japanese Plum (Ume) mulai bermekaran. Ume bloom itu konon katanya mekar lebih dulu daripada Cherry Blossom. Ume bloom itu mekar sekitar bulan Maret, sementara Cherry Blossom itu mekar sekitar pertengahan April.

Red Ume

Pink Ume

White Ume

My first Cherry Blossom

Tenjinbashisuji Market

Selesai dari Osaka Castle, perjalanan saya lanjutkan ke Tenjinbashisuji Market. Pasar tersebut merupakan pasar rooftop terpanjang yang ada di Jepang dengan panjang sekitar 2,6KM. Saat itu karena saya memiliki banyak waktu luang, maka saya jelajahi pasar tersebut dari ujung ke ujung, dan sebagai hadiahnya secara tidak sengaja saya menjumpai Osaka Tenmangu Shrine.

Osaka Tenmangu Shrine

Baca Ema (wooden wishing) diatas kemudian galau :D

Tempozan Ferris Wheel

Osaka Aquarium

Street performer di depan Osaka Aquarium

Namba - Dotombori Area

Belum sampai Osaka kalau belum lihat billboard Glico Man

Sekelompok pelajar China membuat human pyramid di depan Glico Man 

Di dalam rooftop itu manusia semua loh #RameBeud

Tsutenkaku Tower

Sumo Turnamen

Lagi-lagi saya merasa beruntung, meskipun saya tidak suko sumo (maupun jenis olahraga lainnya), tapi kunjungan saya saat itu tepat dengan turnamen sumo yang rutin diadakan 6 kali dalam setahun di Jepang. Turnamen sumo kedua yang jatuh di bulan Maret saat itu diadakan di Osaka Prefecturan Gymnasium. Rupanya harga tiket nonton langsung turnamen sumo itu mahal sekali, jadi cukuplah lihat-lihat dari luar stadionnya saja.. hehehee..

Daftar harga tiket nonton langsung turnamen sumo

Sesuai dengan budaya Jepang, dalam kehidupan sehari-hari sumo atlet diwajibkan memakai kimono dan top knot hair style (cepol atas) meskipun saat berada di ruang publik.

Osaka Prefecturan Gymnasium

Demikianlah kisah ngalor ngidul saya di beberapa tempat di Osaka. Oh iya, kesan pertama saya terhadap orang Jepang: helpful. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Osaka, seketika saya terlihat agak bingung mencari suatu tempat dan belum sempat bertanya kepada siapapun, pasti ada orang Jepang yang nyamperin dan nanya saya mau kemana. Tuhan bersama perempuan kece yang backpacker sendirian ke Jepang :D

Kemana lagi saya setelah ini? Penasaran? Tunggu ya post selanjutnya..