June 8, 2014

BKK Day 5: Bangkok - Pattaya - Koh Larn - Soi Nana



Rabu, 02 April 2014

Sempat maju mundur penuh keraguan untuk datang ke tempat ini. Tapi  karena mayoritas peserta memilih datang, akhirnya kami capcus juga. Kemana??? PATTAYA..

Note: karena keterbatasan waktu, kami tidak menginap selama di Pattaya (tek-tok dari dan ke Bangkok). Oleh karena itu, tidak ada objek wisata yang kami datangi selain pantai.


Bukan perkara sulit untuk sekedar sampai ke Pattaya. Diawali dengan naik BTS dari Surasak menuju BTS Ekkamai lalu dilanjutkan naik bus menuju Pattaya (tarif bus 124 baht). 2 jam perjalanan yang sangat membosankan dari Bangkok menuju Pattaya dengan pemandangan alam yang gersang dan tandus #NamanyaJugaDaerahPantai.


Jadwal bus Bangkok - Pattaya


Sesampainya di terminal bus Pattaya kami naik songtheaw menuju Walking Street. Songtheaw merupakan salah satu jenis angkutan umum yang banyak diandalkan saat di Pattaya. Sekedar info, katanya eh katanya tarif songtheaw itu flat 10 baht jauh dekat (sama seperti Kopaja jauh dekat 3000), tapi waktu itu kami bayar 30 baht. Entah mengapa tarifnya 3 kali lipat dari tarif normal, mungkin karena songtheaw tersebut ngetem di dalam terminal kali ya..

Songtheaw


Tak berapa lama setelah songtheaw melaju menyusuri pantai Pattaya, terlihatlah tulisan besar 'Walking Street' dan kami langsung pencet bel yang ada di tiang songtheaw. Sekedar info lagi, kalau mau turun dari songtheaw tinggal pencet bel nanti supirnya menepi untuk berhenti, berbeda dengan kopaja yang kalau ingin turun atapnya diketok dulu sambil teriak 'kiri bang'. #AnakKopaja

Panas terik menyusuri Walking Street siang itu dan ditambah perut yang sudah mulai keroncongan. Lalu kami melihat gerobak tukang mie yang dikerubungi banyak orang. Tanpa pikir panjang kami ikutan pesan mie juga  supaya heits seperti orang-orang Pattaya. Teman pesan mie dengan daging babi. Saya pesan mie dengan daging ayam. *Menurut ngana saya punya mie halal? Wallahualam*

Mie dengan daging babi


Mie dengan daging ayam


Disaat si tukang mie sedang sibuk meracik mie nya dan disaat kami sedang asik foto-foto dengan gerobak nya, tiba-tiba terjadi kepanikan karena si tukang mie ngegas motornya kabur. Reflek kami pun lari-lari lenjeh mengejar si tukang mie. Lalu si tukang mie berhenti sebentar untuk memberikan mie kami dan ngegas motornya lagi. Kabur.. cusss...

Ternyata eh ternyata, sebab musabab si tukang mie berperilaku demikian adalah karena ia dikejar kantib. Hehehee, selama tinggal di Jakarta belum pernah mengalami adegan dikejar kantib pada saat makan di amigos (agak minggir got dikits). 

Tukang mie yang sedang lari dari kejaran kantib


Menurut info, kawasan Walking Street kalau siang hari dibuka untuk kendaraan tapi kalau malam hari ditutup untuk kendaraan. Menurut saya, Walking Street itu mirip seperti di Legian, Bali.

Selesai makan kami melanjutkan perjalanan hingga ke ujung jalan Walking Street menuju Bali Hay Pier. Itu loh dermaga yang ada tulisan "Pattaya City"   yang iconic banget itu. Ehh.. mau kemana lagi hayooo?

the iconic "Pattaya City", darling..


Kami ingin menuju ke sebuah pulau. Pulau apakah itu? Pulau Koral atau Coral Island atau Kohlarn. Menurut info lagi nih, pantai di Kohlarn itu jauh lebih bagus dari pantai di Pattaya.



Di Bali Hay Pier kami beli tiket ferry seharga 30 baht untuk menuju Kohlarn. Perjalanan ferry yang menyenangkan selama 30 menit dengan pemandangan khas Pattaya. Namun ternyata, sesampainya di pelabuhan Kohlarn, perjuangan untuk sampai ke pantai yang kami tuju belum usai. Dari situ kami masih harus naik ojek (tarif 40 baht, bahkan lebih mahal dari tarif boat) untuk menuju pantai Tawaen.

Jadwal boat Kohlarn - Pattaya


Note: karena keterbatasan info yang kami miliki, kami harus mengeluarkan waktu dan uang ekstra untuk menuju Tawaen beach. Next time, jika kami ingin menuju kesana lagi, dari Bali Hay Pier kami akan mencari boat yang langsung menuju Tawaen beach, supaya hemat waktu dan hemat biaya.

Pantai Tawaen

Terdapat persewaan sepeda motor di Kohlarn seharga 200 baht


Tak lama-lama kami berenang di pantai Tawaen untuk segera kembali lagi ke Bangkok dengan membalikkan rute semula.

Tempat mandi dan sewa loker di Pantai Tawaen (Mandi 40 baht, Toilet 10 baht)


Info, tidak ada angkutan umum langsung yang menuju terminal bus Pattaya dari Walking Street (harus transit dulu). Kami malah ditawari untuk sewa Songtheaw seharga 200 baht dan itu mahal menurut kami. Beruntung kami bertemu dengan seorang sopir Songtheaw yang baik hati, meski dengan gerakan tangan (tidak bisa bahasa Inggris) ia menujukkan kami cara menuju terminal bus Pattaya. Dari Walking Street kami naik Songtheaw (10 baht) turun di patung dolphin. Dari patung dolphin, nyebrang jalan dan menunggu Songtheaw lainnya untuk menuju terminal bus Pattaya. *terima kasih Tuhan telah mempertemukan kami dengan orang baik*

Ini loh penampakan Patung Dolphin di Pattaya


Sesampainya di Bangkok, karena ini malam terakhir kami, kami jalan-jalan lagi di daerah Soi Nana. Menyusuri Soi Nana sampai ke gang-gang nya dan menghabiskan sisa uang (yang masih punya uang) untuk dibelikan oleh-oleh *uang saya sih sudah habis dari hari ke-empat* #Hiks #Sedih.

Salah satu sudut Soi Nana

Pasar malam di sepanjang jalan Sukhumvit

No comments:

Post a Comment