May 2, 2016

K Y O T O: Fushimi Inari, Kiyomizudera Temple, Higashiyama Hanatouro Festival



15 Maret 2015

FUSHIMI INARI SHRINE

Kisah seru hari pertama saya di Kyoto dapat dibaca disini yaa. Lanjut ya ke kisah seru di hari kedua (dan terakhir) saya di Kyoto. Diawali dengan salah naik kereta menuju Fushimi Inari. Harusnya saya naik kereta biasa (local train) dari Kyoto Station menuju Fushimi Inari Station yang hanya berjarak 2 stasiun, tapi saya malah naik kereta ekspres (rapid train) yang membawa saya ke Uji, sebuah kota kecil yang terletak diantara Kyoto dan Nara.




Rapid train yang seharusnya tidak saya naiki,
tapi tak apa, saya jadi tau apa rasanya naik rapid train :D

Dari Uji Station, saya naik kereta biasa (local train) menuju ke Fushimi Inari Station. Sesampainya di Fushimi Inari, saya memilih untuk tidak berlama-lama karena sudah terlalu lelah kesasar, hehehee...











Saya sempat beberapa kali minum air di tempat pencucian tangan yang ada di tiap kuil yang saya kunjungi, belakang saya ketahui bahwa airnya hanya untuk kumur bukan minum :D #KemudianMual





Best moment adalah bisa mengambil foto Torii (gates) yang sepi
di tengah padatnya orang yang mengunjungi Fushimi Inari Shrine




Ada kisah unik di hari itu, kebetulan sepatu yang saya kenakan menyebabkan kaki saya agak sakit dan tidak enak lagi untuk dipakai jalan jauh #GayaPakeAnkleBoots #GayaMembawaSengsara. Sempat terpikir untuk membeli sepatu baru di Jepang yang lebih nyaman. Tapi setelah melihat-lihat harga sepatu yang berkisar antara 3000Yen s.d 5000Yen (sekitar Rp 300.000an s.d Rp 500.000an), dengan segera saya urungkan niat saya. Saya pikir-pikir lagi sayang juga beli sepatu mahal yang belum tentu nantinya akan saya pakai. Putar akal sedikit, kaki sakit tapi tidak mau beli sepatu mahal. Alhasil, saya beli sendal rumah di Daiso seharga 100Yen. Kombinasi antara sendal rumah dan kaos kaki dobel cukup lumayan untuk menghangatkan kaki di udara yang sangat dingin. Namun, sebagai akibatnya, kemanapun saya melangkah, semua mata tertuju ke kaki saya. Hahaha, mungkin mereka pikir saya ini orang norak jenis baru yang pergi ke kuil pakai sendal rumah. Berhubung tidak ada satupun orang yang saya kenal, saya sih cuek saja melangkah.


Sendal rumah seharga 100Yen di Daiso, alternatif pengganti sepatu :D

Intermezo sedikit, saat saya kuliah dulu, dosen saya pernah berkata "orang yang paling kreatif di muka bumi ini adalah orang yang tidak punya uang namun tetap harus bertahan hidup". Kemudian ia bercerita tentang dirinya, ketika ia mendapat beasiswa kuliah di luar negeri, sepatu yang ia kenakan rusak dan ia tidak mampu untuk membeli sepatu baru. Ketika musim salju tiba, lelehan salju yang masuk melalui lubang-lubang sepatunya membuat kakinya membeku. Alhasil, ketika musim salju tiba, ia selalu membungkus kakinya dengan plastik (kantong kresek) agar tetap hangat di musim salju. Mengingat kisah dosen saya dulu, saya jadi merasa biasa saja jalan-jalan dengan memakai sendal rumah di musim dingin di Jepang :D

KIYOMIZUDERA TEMPLE

Setelah mengunjungi Fushimi Inari dan menjelang senja pula, perjalanan saya lanjutkan ke Kiyomizudera Temple. Kebetulan lagi, kunjungan saya di Kyoto bertepatan dengan Higashiyama Hanatouro Festival. Lalu apa hubungan antara Kiyomizudera Temple dengan Higashiyama Hanatouro Festival? Jadi gini, Higashiyama Hanatouro Festival adalah festival cahaya (illuminations) yang diadakan rutin setahun sekali di bulan Maret di kawasan Higashiyama - Kyoto. Nah, Kiyomizudera Temple ini terletak di kawasan Higashiyama. Jadilah saya memilih mengunjungi Kiyomizudera Temple ini di malam hari dengan harapan dapat melihat keindahannya dibawah sinar cahaya.


Kawasan Higashiyama saat masih terang

Kawasan Higashiyama menjelang senja

Antrian pengunjung Kiyomizudera Temple menjelang senja











Kota Kyoto dilihat dari atas Kiyomizudera Temple

Wajib cuci tangan di air pancur ini,
rasanya belum ke Kiyomizudera Temple kalau belum cuci tangan di air pancur ini :D






HIGASHIYAMA HANATOURO FESTIVAL


Selesai mengunjungi Kiyomizudera Temple, saya menyempatkan jalan-jalan sebentar menikmati cantiknya kawasan Higashiyama di malam hari yang dipenuhi temaram lampion.




Yasaka Shrine


Kyoto Tower

Selesai sudah perjalanan saya seru di Kyoto. Selanjutnya, setelah mengambil barang-barang saya di Santiago Guesthouse, yang kebetulan juga ada di kawasan Higashiyama, malam itu saya menuju Kyoto Station untuk meneruskan perjalanan darat dengan bus menuju Tokyo.

Tokyo, here I come...

4 comments:

  1. halo mba mau tanya waktu di kyoto di higashiyama apa habis itu mba ke kyoto tower? atau foto kyoto tower itu diambil dari mana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ohh satu lagi mba yg mba maksud di itinerary itu kyoto-ekimae atau kyotoeki hachijoguchi avanti-mae?

      Delete
    2. Hi Mba Dita,

      Selesai dari Higashiyama, saya menuju ke Kyoto Station karena ingin melanjutkan perjalanan ke Tokyo. Foto Kyoto Tower diambil persis di Kyoto Station, nanti keliatan kok begitu turun bis bisa langsung keliatan Kyoto Towernya

      Salam traveling

      Delete
    3. Mba untuk yang dari fushimi inari ke stasiun kyoto, saya cek di hyperdia kok dia naik keihan main line dulu baru transfer ke jr nara lokal.... di itinerary mba langsung naik lokal bisa ya mba? tram farenya 140 yen itu?

      Delete