October 7, 2013

Backpacker Singapura - Malaysia : Day #2 - 14 September 2013 - Melaka - Kuala Lumpur

Diawali dengan kaki sakit dan nyeri pada saat bangun tidur. Sedikit kesulitan berjalan, saya kemudian merendam kaki dengan air hangat. Sangat manjur karena kaki tidak sakit lagi. Pukul 06.00 waktu Melaka kami keluar dari guesthouse dengan membawa serta backpack kami. Masih gelap tentunya. Kemudian menunggu bus Panorama No. 17 di depan Bangunan Merah untuk menuju Melaka Sentral. Kami ingin melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur. Sembari menunggu bus, kami sempatkan waktu yang ada untuk foto-foto di sungai Melaka yang cantiknya tiada dua (A Melaka To Remember).

Tepat pukul 07.00 bus Panorama No. 17 datang, langsung saja kami menaiki bus tersebut menuju Melaka Sentral dengan membayar RM 1,5. Lebih mahal dari tarif berangkat karena rute yang dilalui berbeda dan lebih panjang.



Bus Panorama

Pukul 07.30 kami tiba di Melaka Sentral, melihat-lihat counter bus yang sudah buka dan membeli tiket bus Delima seharga RM 12,2 menuju Kuala Lumpur untuk keberangkatan pukul 08.00. Keadaan pagi hari di Melaka Sentral belum seramai sore kemarin, sehingga proses pembelian tiket dapat berlangsung dengan cepat.

Heits

Melaka - Kuala Lumpur ditempuh dalam waktu 2 jam. Kami tiba di Terminal Bersepadu Selatan (orang Malaysia menyebutnya Bandar Tasik Selatan). Masih pukul 10.00 kami sarapan dulu di Medan Selera. Saya kira itu nama rumah makan orang Medan, ternyata maksudnya adalah Foodcourt. Makan nasi lemak ayam seharga RM 5 (mahal) dan rasanya tidak begitu enak. Di TBS, teman saya sempat menukarkan USD ke Won karena ia ingin melanjutkan perjalanan ke Korea.

Terminal Bersepadu Selatan, terminal bus berkonsep bandara

Kami melanjutnya perjalanan dari TBS ke KL Sentral dengan menaiki KTM seharga RM 1.

KTM dari TBS menuju KL Sentral

Di KL Sentral, kami janjian bertemu teman lagi. Teman yang baru juga kami kenal di forum backpacker. Sekali lagi saya merasa primitif di negeri orang. Katanya banyak wifi, tapi handphone saya tidak bisa wifi-an di KL Sentral. Lalu bagaimana caranya kami bertemu dengan teman?

KL Sentral

Dari pada tunggu-tungguan saya memutuskan untuk ke penginapan kami di Paradiso Bed and Breakfast daerah Bukit Bintang. Dari KL Sentral kami berjalan keluar dan agak jauh menurut saya karena harus menyebrang jalan untuk naik monorail seharga RM 2,1 tujuan KL Sentral - Bukit Bintang.

Auto Pilot Monorail

Keluar dari Stasiun Monorail Bukit Bintang, saya tidak persiapan menuju Paradiso. Saya hanya print google map tapi tidak spesifik. Alhasil, muter-muter hampir satu jam di Jalan Bukit Bintang dengan membawa backpack. Polisi Di Raja Malaysia pun tak bisa membantu menunjukkan arah yang jelas. Desperado, akhirnya saya ke KFC dulu ngadem sambil minum pepsi seharga RM 3,05 dengan harapan bisa wifi-an. Tetep ga bisa wifi-an. Handphone saya yang somplak sepertinya.

Rejeki memang tak tertukar, saya coba tanya ke salah satu staff KFC dengan menunjukkan peta yang saya print dari google map (kali ini peta nya tidak membantu). Staff tersebut bertanya kepada staff lainnya dan semua staff KFC ikut membantu, saya sempat terharu kalaupun tidak ada yang tahu yasudah, ternyata salah satu pegawai ada yang tahu persis dimana letak paradiso yaitu disebelah McD Bukit Bintang. Ah, lega rasanya.. FYI, Paradiso hanya berjarak 3 menit jalan kaki dari Monorail Bukit Bintang (andai sudah persiapan). Karena tertutup oleh proyek pembangunan makanya papan Paradiso tak mudah terlihat.

Selagi check in Paradiso, teman kami tak lama datang. Awalnya kami pakai bahasa Inggris ke si pemilik dan si Om (begitu ia ingin dipanggil) membalas dengan "kalian tuh ngomong apa". Lengkap sudah formasi 3 orang untuk hari itu. Kami istirahat dulu satu jam. Karena sedikit kacau itin hari itu pun tak terlaksana. Pukul 15.00 sore kami memutuskan untuk jalan-jalan naik bus Go KL Free Purple Line jurusan Pasar Seni - Bukit Bintang. Halte bus nya hanya jalan sedikit dari depan Paradiso. Kami turun di Chinatown, makan siang dulu di Nasi Kandar persis di tempat kami turun bus. Saya makan nasi sarden seharga RM 3,5 dan rasanya enak.
Nasi Kandar Chinatown Petaling Street Kuala Lumpur, self service alias ambil lauk sendiri

Sore itu kami habiskan jalan kaki selama kurang lebih 4 jam (diselingi foto-foto tentunya) dengan rute Petaling Street (Chinatown) - Central Market - Kasturi Walk - Dataran Merdeka - Kuala Lumpur City Galery (maskot I Love KL) - Masjid Jamek.

PETALING STREET (CHINATOWN)

Di Chinatown saya beli Air Mata Kucing. Harganya RM 1,5. Rasanya mirip liang teh dikasih potongan buah. Keliling lagi, setelah tawar menawar, saya juga membeli oleh-oleh 2 buah kaos berbahan lumayan bagus seharga RM 30 (@ RM 15). Orang selalu mengatakan kaos di KL berasal dari Tanah Abang. Tak apalah yang penting belinya di KL. #Prinsip
Foodstall Petaling Street
Petaling Street, siang hari

PASAR SENI (CENTRAL MARKET)

Pasar Seni
Wishing tree, 125 years Central Market
Inside Central Market

KASTURI WALK

Tepat berada di sebelah Central Market. Tidak ada foto karena satu-satunya sumber foto hang.. #Cewdih #RestartHandphone

DATARAN MERDEKA

Dari Kasturi Walk kami jalan kaki menyusuri kawasan perkantoran dan pemerintahan menuju dataran merdeka.


I'm waiting for my "Shrek"
Dream come true, KL Tower sampai kebawa dalam mimpi sebelum melakukan trip ini

Dilarang pipis sembarangan
Kantor pemerintahan yang mirip masjid

Apa ini?
Kantor pemerintahan yang lagi-lagi mirip masjid
Fountain
Perpustakaan yang juga mirip masjid
Dataran Merdeka

KUALA LUMPUR CITY GALLERY

Paper Art
Galeri Kuala Lumpur
Kuala Lumpur City Galery
Free Entrance
Welcome to Kuala Lumpur City Galery
Kuala Lumpur City Galery Replica
Jamek Mosque Replica
You have to discover the city in a minute
Kuala Lumpur at Night (Replica)
Dataran Merdeka Replica
Next stop? Japan! *Someday, I wish I could*
Wayang. Is it belongs to Malaysia?

MASJID JAMEK

Masjid Jamek
I made a payphone..

Rute yang kami lalui hari ini tidak dilewati oleh angkutan umum. Sehingga dari Masjid Jamek akan gempor bila harus kembali ke Chinatown. Maka kami pilih naik LRT Masjid Jamek - KL Sentral seharga RM 1,6. Di Masjid Jamek, tiket untuk naik LRT harus beli sendiri di mesin. Nanti ada petugas/satpam yang membantu.

Mesin pembeli token LRT Masjid Jamek
Mesin tiket
Pemulangan baki alias kembalian
Token RapidKL
Masjid Jamek LRT
Beautiful painting

Cara naik LRT gampang sekali. Tinggal tap saja token biru itu dan simpan, gate terbuka kemudian masuk ke dalam platform. Nanti ketika keluar platform token biru tersebut dimasukkan ke dalam gate, gate terbuka dan keluar. Selesai.

Sesampainya di KL Sentral kami mampir ke loket bus Go Genting yang terletak di bagian bawah luar KL Sentral. Kami ingin membeli tiket untuk perjalanan ke Genting besok. Disini banyak calo, stay cool saja dan tetap beli di loket. Tiket PP KL Sentral - Genting plus cable car seharga RM 20,6. Tiket berangkat pukul 12.00 dan tiket pulang pukul 19.00. Selanjutnya dari KL Sentral kami naik Monorail seharga RM 2,1 menuju Bukit Bintang.

Perempatan Bukit Bintang

Sesampainya di hostel, kami mandi dulu dan ganti kostum. Saya bertemu dengan sahabat saya dan pacarnya yang menyusul ke KL. Sekarang kami berlima (4 orang perempuan dan 1 lelaki).

Jam sudah menunjukkan pukul 20.30 dan gerimis mengundang. Kami memutuskan untuk berjalan kaki menyusuri Skybridge dari Pavilion Mall Bukit Bintang menuju KLCC Petronas Twin Tower. Jauh sekali ternyata hampir 30 menit jalan kaki tanpa henti.

Di depan Paradiso Bed and Breakfast, pemandangan Lot 10 yang terguyur gerimis mengundang
H&M, Lot 10
Pavilion Mall
Artsy skybridge

Sesampainya di KLCC saya bertanya pada seorang pengunjung mall "Kak, menara kembar dimana ya?" pertanyaan yang kemudian saya sadari adalah bodoh. "Ini twin tower" jawab si kakak sambil jarinya menunjuk ke bawah. "Kalau tempat untuk foto, kak?" tanya saya lagi, "Adek naik keatas lekas itu keluar" kata si kakak. Terinspirasi Upin Ipin, saya panggil orang Malaysia yang masih muda dengan 'Kak atau Cik (temannya Kak Rose). Sedangkan yang sudah tua dipanggil Pakcik or Makcik.

Setelah kami sampai luar ternyata hujan semakin deras. Perut lapar, capek jalan kaki, hujan, dan tidak bisa berfoto dengan twin tower kami merasa kecewa berat. Dari pada sia-sia kami ingin makan malam dulu di KFC Suria Mall, sayang nasinya habis (orang Indonesia kalau tidak bertemu nasi rasanya tidak makan).

Bukti pernah ke KL #maksa
Hujan #Hiks

Kami memutuskan jalan kembali ke Bukit Bintang dengan menyusuri skybridge KLCC - Pavilion Mall. GEMPOR. Seharian ini saya kebanyakan jalan kaki (nangis darah). Karena tidak ada pilihan, dengan tergopoh-gopoh kembalilah kami menuju Bukit Bintang. Kawasan Bukit Bintang di malam hari itu sangat mendukung untuk hedon. Baru saya ketahui kemudian, ternyata ada GO KL Free Bus Green Line yang menghubungkan Bukit Bintang dengan KLCC (Petronas). Halte bus gratis tersebut ada di depan Paradiso Bed and Breakfast. Bus gratis tersebut beroperasi hingga pukul 23.00 malam.

Sesampainya di depan penginapan, mau makan di McD (buka 24 jam) tidak ada nasi, mau ke Burger King sudah tutup, KFC juga tutup. Yanasib sekali, padahal baru pukul 22.30. Akhirnya kami dinner di Killiney Kopitiam Road persis di sebelah Paradiso. Harga makanannya cenderung mahal berkisar RM 8-10. Tapi porsinya besar (bisa sharing) dan rasanya enak sekali. Ada harga ada rupa. FYI, staff Killiney Rd kebanyakan orang middle east yang tampan-tampan. Bikin betah lama-lama nongkrong disitu. Baru saya ketahui juga belakangan bahwa dibelakang tempat kami menginap adalah lokasi Jalan Alor, pusat kuliner yang terkenal di Kuala Lumpur.
Killiney Road Kopitiam

Selesai makan kami kembali ke penginapan. Kebetulan sahabat saya dan pacarnya menginap di Agora Hotel yang berjarak 2-3 ruko dari Paradiso karena Paradiso sudah full. Selanjutnya saya tidur dengan menempelkan koyo dan minyak tawon di kaki supaya besok pagi tidak sakit. Ndeso memang baunya, tapi dari pada gempor. Mau kemanakah saya besok di KL?

Info: Perbedaan KTM (murah), LRT (sedang), dan Monorail (mahal). Semakin banyak armadanya, semakin cepat waktu tunggunya, semakin mahal tarifnya. Objek wisata tertentu di KL hanya dapat dilalui oleh salah satu dari ketiga jenis kereta tersebut.

Rincian Biaya Day #2:

Bus Panorama = RM 1,5 x Rp 3.500 = Rp 5.250
Bus Delima Melaka - TBS = RM 12,2 x Rp 3.500 = Rp 42.700

Paradiso Bed and Breakfast = RM 25 atau Rp 98.000 (booking di Agoda)
Tiket Go Genting = RM 20,6 x Rp 3.500 = Rp 72.100
Transport di KL = RM 6,8 x Rp 3.500 = Rp 23.800
Makan+Minum di KL = RM 18,05 x Rp 3.500 = Rp 63.175

Total Biaya Day #2 = 305.025

4 comments:

  1. paradiso bed and breakfast katanya lebih nyaman dibanding sunshine bedz. apa ulasan anda tentang paradiso bed and breakfast?

    ReplyDelete
  2. Trimakasih sudah berkunjung.. sorry for the late reply ya.. saya sendiri belum pernah menginap di sunshine bedz. Tapi kalau paradiso bed and breakfast sangat rekomen untuk budget traveler. Meskipun hostelnya agak sempit, tapi tetap nyaman kok untuk sekedar tidur dan mandi. Hal yang paling menyenangkan dari hostel ini yaitu letaknya yang amat sangat strategis. Dekat monorail bukit bintang, kawasan wisata belanja bukit bintang, kawasan wisata kuliner jalan alor, dan dekat dengan halte bus Go KL yang gratis itu.

    ReplyDelete
  3. ada private roomnya nggak di paradiso..?
    soalnya klo yg dorm tllu banyak org saya gk biasa tidur ramai2..
    hehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo... ada kok private room di paradiso. boleh di liat2 dulu aja di website mereka http://www.paradiso-kl.com/

      Have a nice trip, yaa..

      Delete