October 8, 2013

Backpacker Singapura - Malaysia : Day #5 - 17 September 2013 - Penang - Kuala Lumpur - Singapura

Tanpa alat komunikasi, janjian dengan seseorang di suatu tempat yang sama-sama tidak kami ketahui dan hanya berbekal lokasi dan jam saja membuat saya sungguh deg-degan. Ketemu gak yah? Ah sudahlah kalau tak bertemu berarti belum jodoh.

Bermodalkan foto peta yang juga tertulis dalam Bahasa Jepang

Bangun pagi dengan perasaan sedikit..senang?. Mandi dan langsung kemas-kemas barang. Check out dulu dan titip tas. Saya tidak sarapan karena memang sepertinya tidak disediakan oleh hostel dan saya ingin sarapan bersama 2 sahabat saya.


 

Review Muntri House Penang: Saya tidur di kamar female dorm dengan tipe kasur bunk bed (kasur tingkat). Saya dapat kasur yang dibawah. Kasurnya empuk dan tidak bunyi ketika yang tidur diatas sedang pindah posisi, selimutnya tipis, dan AC-nya tidak terlalu dingin. Kesan pertama saya melihat Muntri House adalah rapih dan bersih. Bergaya peranakan dan klasik. Berlantai kayu sehingga harus lepas sepatu kalau mau ke kamar yang letaknya diatas. Kamar mandinya juga bersih. Disediakan hair dryer juga di depan kamar mandi. Pintu masuknya memang kecil, tapi ketika sudah berada di dalam, hostel ini serasa luas. Tersedia free flow air dingin, air hangat, teh dan kopi di depan meja resepsionis. Kelemahan hostel ini, saya tidak tahu dimana letak colokan di female dorm. Alhasil handphone saya lowbat karena tidak di charge. Padahal handphone saya satu-satunya sumber untuk foto. Saya sempat charge handphone sebentar di ruang tamu Muntri House, sebelum bertemu dengan si lelaki Jepang.

Saya dapatkan informasi mengenai Muntri House dari hostelworld.com. Ketika itu saya cari hostel/guesthouse yang menyediakan female dorm di hostelworld.com. Muntri House adalah yang memberikan harga termurah diantara hostel lainnya di daerah Georgetown Penang. Sebelum membooking melalui Agoda.com, saya terlebih dahulu baca review Muntri House di TripAdvisor. Reviewnya bagus dan tanpa ragu langsung saya book di Agoda.com (kebetulan lagi saya dapat diskon di Agoda.com, seharusnya saya membayar RM 24, karena diskon saya hanya perlu membayar RM 18). I highly recommend you to stay at Muntri House Penang.


Muntri House Penang (highly recommended)


No KASUT Allowed

Karena 2 sahabat saya belum siap akhirnya saya jalan duluan. Pukul 09.00 kurang sedikit (sengaja telat), saya pun menuju ke lokasi tempat kami janjian. Sebuah kuil di Georgetown. Sesampainya di kuil saya melihat si lelaki Jepang sudah duduk dengan tampannya. Kuil apakah itu? Kuil cinta kah? Mungkin ya.

Kuan Ying Teng, Kuan Yim Temple, Goddess of Mercy Temple, Kuil Cinta #tsah

Dear God..

Duduk di depan dupa, kami membahas mau kemana setelah ini. Selanjutnya, si Lelaki Jepang ingin ke Kuil India yang tak jauh dari Kuil Cinta (Goddess of Mercy Temple maksudnya). Dilihat dari peta milik si lelaki Jepang, tak jauh dari Kuil India adalah Masjid Kapitan Keling tempat kami biasa naik turun kendaraan. Saya pun baru tahu kalau Kuil tempat kami bertemu sangat dekat dengan penginapan kami. Mendatangi tempat-tempat suci bersama si lelaki Jepang membuat dunia serasa milik berdua. #Aminkan

Kuil Hindu
 
Masjid Kapitan Keling



Tak lama teman saya mengabari bahwa mereka sudah siap. Kebetulan di 3 hari terakhir perjalanan ini saya menyalakan gratis roaming XL (kini saya tak lagi primitif di negeri orang). Selagi saya berkirim pesan dengan teman saya, si lelaki Jepang mengintip kearah handphone saya. Mengintip sampai membungkukkan badan. Batin saya, "Emang ngerti bahasa chatting gahoel Indonesia?".

Kutipan percakapan saya (S) dan si lelaki Jepang (J):

S: "Why?"
J: "What you use to chat?"
S: "WhatsApp" sambil menunjukkan icon WhatsApp di handphone saya (kebetulan saya sudah tidak pakai BBM).
J: "Is it from Indonesia?"
S: "No. I don't know where it's from". "What about in Japan?"
J: "We use Line"
S: "We also use Line. What's your ID? Let me add yours" saya langsung over inisiatif. Hehehe.

Kami berjalan menuju Muntri House menjemput 2 sahabat saya dengan menyusuri Jalan Cinta..

I'm in LOVE..lane

Sampailah kami di Muntri House. Ternyata 2 sahabat saya sedang sarapan. Saya menunggu mereka untuk sarapan tapi mereka malah tidak setia kawan #huft. Mereka pesan kamar tipe private mungkin tersedia breakfast untuk tipe kamar tersebut. Sebelumnya si lelaki Jepang ketika masih di Kuil menanyakan apakah saya sudah sarapan karena ia sudah sarapan dan ingin mengantarkan saya sarapan. Saya katakan nanti saja dan ingin sarapan bersama 2 sahabat saya. Kenyataan tidak sesuai harapan. Kurang koordinasi dengan sahabat sungguh memalukan dihadapan gebetan.

Sembari menunggu mereka sarapan, kami duduk di ruang tamu Muntri House. Si lelaki Jepang bilang penginapan yang saya pilih bagus. Kebetulan lagi penginapan yang saya pilih ini mayoritas tamunya adalah Korea dan Jepang. Mungkin memang penginapan ini sesuai dengan selera orang Jepang. Ia tanya lagi dari mana saya mengetahuinya. Saya katakan "i asked google". Dia bingung. Saya jelaskan lagi sebelum saya pergi saya sudah mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai trip ini dari google. Memangnya di Jepang tidak pakai google ya? Saya sungguh tidak tahu apa-apa tentang Jepang.

Ngobrol-ngobrol lagi, saya tahu setelah dari Penang ia akan ke Ipoh lalu ke Kuala Lumpur. Saya merekomendasikannya untuk menginap di Paradiso Bed and Breakfast dan mengunjungi Batu Caves ketika nanti di Kuala Lumpur.

Setelah kami semua siap, kali ini saya ingin ke Chew Jetty. Berbekal buku panduan yang dimiliki si lelaki Jepang, kami jalan kaki menyusuri Georgetown menuju tempat dimaksud. Sama seperti Melaka, Georgetown juga merupakan situs warisan budaya dunia atau UNESCO World Heritage Site. Kota tua Georgetown terawat dengan sangat baik. Sangat menyenangkan pernah merasakan sendiri keindahan kota Georgetown.

Murals in Georgetown, Penang, UNESCO World Heritage Site

Street Arts, Georgetown, Penang, UNESCO World Heritage Site

Siang itu panas nya tiada dua, matahari serasa ada 9, karena jalan bareng gebetan saya pun rela berpanas-panasan menuju Chew Jetty. Sepanjang perjalanan kami pun ngobrol. Saya katakan bahwa saya masih memikirkan pertanyaannya ketika di Melaka lalu, dan ia mengatakan ia sudah tahu jawabannya dari penduduk lokal. Ketika di Melaka saya pernah tanya akan kemana ia setelah dari Melaka, katanya "not yet decided". Mungkin asyik ya traveling sendirian dan random dalam menentukan tujuan. Tapi saya ingat sebelum ke Melaka ia berada di Singapura. Karena saya akan ke Singapura setelah ini, saya menanyakan beberapa hal padanya:

S: "I'm going to Singapore tonight". "Where did you stay in Singapore?".
J: "I stayed at xxx Hostel" saya lupa nama hostelnya.
S: "Where is it? In Chinatown?"
J: "No. It's in Bugis"
S: "I also will stay in Bugis" Kata saya dengan semuringahnya.
J: "What hostel?"
S: "The Sleepy Kiwi"
J: (Ia pun tersenyum lebar dan membuat saya penasaran)
S: "Why? Did you know?"
J: "I also went to The Sleepy Kiwi but it's already closed. I arrived at 11 pm. So I searched another hostel in Bugis".
S: "Really?"  (sambil nyengir kuda)

Kami pun sama-sama tersenyum lebar. Saat itu juga saya merasa sehati dengan si lelaki Jepang. Kebetulan lagi kah? Kalau kata iklan cornetto. #DiketawainDoraemon

Dari situ pun saya tahu bahwa si lelaki Jepang menghabiskan waktu liburan sekitar lebih dari 10 hari dengan rute Jepang - Singapura - Melaka - Negeri Sembilan - Penang - Ipoh - Kuala Lumpur - transit di Shanghai - kembali ke Jepang. Indah ya bisa liburan lama-lama. Ah, tak apa meskipun liburan saya tak selama dia, tapi kami hanya beda beberapa lokasi tujuan #yaudahsih.

Siang terik itu kami habiskan di pelabuhan klasik nan cantik, Chew Jetty.

Chew Jetty, UNESCO World Heritage Site
Welcome to Chew Jetty
Post

Wooden

Classic

Vintage Newspaper

In between

Boat me to Japan, will you?

Polis..i

Selesai dari Chew Jetty kami ingin makan siang. Sebelumnya si lelaki Jepang menanyakan lagi apakah saya ingin sarapan, saya katakan no problem it's okay (padahal saya laper setengah mati). Saya dan dia berbeda preferensi untuk makan siang tapi saya tetap ingin makan siang bersamanya. Dari pada bingung, akhirnya kami naik CAT Free Bus menuju Chowrasta Market, Ia bilang tidak ada tempat makan di Chowrasta karena penginapannya di dekat situ. Saya hanya ingin melihatnya saja. Sampai di Chowrasta Market, sahabat saya membeli oleh-oleh. Saya dan si lelaki Jepang masuk ke dalam pasar. Chowrasta merupakan pasar yang menjual makanan basah dan kering. Di dalam pasar ia bertanya dodol, cendol, nangka, dll. Untung yang ia tanyakan kali ini ada di Indonesia sehingga saya bisa menjawabnya dengan lancar. Selesai dari Chowrasta Market kami makan di Nasi Kandar India. Tidak ada pilihan. Saya mau muntah makan nasi menyan lagi. Hehehe.

Bas Percuma means Free Shuttle Bus Station, Chowrasta

Nasi Menyan Ayam, RM 4,5

Selesai makan kami ngobrol-ngobrol sedikit.

J:  "Hmm..do you have facebook?"
S: "No. I used to have but decide to deactivate it" Tetiba saya menyesal tidak punya facebook.
J: "Why?"
S: "I just didn't like it". "But she has". Sambil menunjuk ke arah sahabat saya.

Si lelaki Jepang speechless ketika saya katakan bahwa sahabat saya punya facebook. Lagi-lagi saya over inisiatif meminta teman saya untuk login facebooknya di handphone saya.

S: "What's your facebook?" Tanya saya sambil menyodorkan handphone kepada si lelaki Jepang untuk mencari sendiri username facebooknya.
J: "Ok. Thank you" Katanya sambil mengembalikan handphone saya.
S: "Do you have twitter?"
J: (geleng)
S: "Instagram? Path?" Sambil menunjukkan icon socmed tersebut di handphone saya.
J: (geleng lagi)
S: "So, we only have Line in common ya" tetiba saya teringat sesuatu "Do you have email?"

Kami pun bertukar email.

Detik-detik perpisahan, hati sedikit..sedih? Saat berjalan saya melihat ada toko guci unik dan tercetus "Lets taking picture together". Ia pun langsung menunjuk tempat yang saya maksud (Sehati kah? Saya belum bilang dia sudah tahu mau foto dimana). Bukan, itu karena memang tempatnya yang eye catching. Kami pun foto berdua di handphone kami masing-masing.

Selesai foto kami naik CAT Free Bus. Ia akan ke Pelabuhan Jetty karena ingin ke Butterworth. Sedangkan saya dan sahabat ingin kembali ke penginapan. Sepanjang jalan saya tahu bahwa saya harus turun dari bus namun karena tidak ingin melewatkan kesempatan bersama si lelaki Jepang maka saya biarkan saja kami semua ke Pelabuhan Jetty. Toh kami tidak diburu-buru waktu. Hehehe.

Di Terminal Jetty kami berpisah, inginnya sih berpelukan, apa daya hanya bisa bersalaman dan saling melambaikan tangan. Saya katakan "Nice to see you" sambil senyum sedih. Ia bilang "See you". Batin saya "See me?". #GR

Bye..

Setelah berpisah dengan si lelaki Jepang, kami naik CAT FREE Bus lagi menuju Masjid Kapitan Keling dan jalan kaki ke Muntri House. Saya mengambil tas dan berpisah dengan 2 sahabat saya.

Dari Muntri House saya baru tahu ada halte bus yang lebih dekat yaitu halte CAT Free Bus No. 7 di Muntri Street. Selagi menunggu CAT Free bus untuk menuju Komtar, ada sepasang bule tanya ke penduduk lokal dimana tempat menunggu bus gratis namun orang yang ditanya tidak tahu. Kebetulan saya mendengar kata-kata CAT FREE BUS dan saya tidak ingin si bule kecopetan maka saya SKSD saja bilang kalau haltenya disini karena saya juga mau naik bus yang sama. Saya lihat si bule pakai jepitan rambut khas Bali. Awal mula percakapan saya awali dengan, "mam, beautiful hairpin, where did you buy, in Bali?" Dia bilang bukan karena dia langsung dari Australia ke Penang dan tidak mampir kemana-mana. Last summer mereka dari Bali. Saya bilang kalau saya dari Indonesia, dia bilang dari Bali ya, saya iyakan saja supaya cepat. Si mam selalu bilang "I loved Bali, people were very friendly, we'll be back there again soon". Lalu saya sampaikan ke si bule kalau di CAT Free Bus banyak copet jadi harus hati-hati. Lama juga menunggu bus gratis, setelah bus datang saya naik dan turun di Komtar dan mengucapkan selamat tinggal pada pasangan bule Australia tersebut.

Komtar Building

Dari Komtar saya naik Bus No. 401E seharga RM 2,7 menuju Bandara Internasional Penang. Jauh juga ternyata. Di perjalanan menuju bandara, saya melihat Parangin Mall. Kalau saya ada waktu saya akan mampir ke tempat itu karena view di depan mall sungguh bagus. Laut dan bukit yang sangat cantik.

Sesampainya di Bandara karena saya sudah web check in maka saya hanya perlu mencari gate. Dalam proses ini saya hanya melewati x-ray tanpa komunikasi dengan petugas bandara. Bagasi pun tidak ditimbang. Mungkin karena ini adalah penerbangan domestik.

Masih ada waktu satu jam sebelum keberangkatan, karena lowbat, saya charge handphone dulu di ruang tunggu gate Penang International Airport. Pukul 17.00 kurang waktunya boarding dan tepat pukul 17.05 pesawat terbang meninggalkan Penang menuju KL. Selamat tinggal Penang yang penuh kenangan.

Sesampainya di LCCT Kuala Lumpur saya naik Aerobus sebesar RM 8 menuju KL Sentral. Dari KL Sentral saya memutuskan ke TBS (Terminal Bersepadu Selatan) dulu untuk membeli tiket bus ke Singapura (loket bus di TBS buka hingga pukul 24.00 dan tiket bisa dibeli langsung). Saya membeli tiket bus jurusan Kuala Lumpur - Singapura, StarMart Express, RM 45, berangkat pukul 23.59.

Saat itu masih pukul 20.00, mengingat ringgit yang masih banyak saya ingin hedon dulu di Bukit Bintang #AGBB (Anak Gaul Bukit Bintang). Persoalan baru muncul, tidak kece bila ngegaul bawa backpack. Pada saat saya ingin menitipkan tas di loker saya bingung cara pakai loker nya. Tidak ada orang yang bisa ditanya juga. Yasudahlah, karena niat ngegaul masih lebih tinggi akhirnya saya beli tiket LRT ke Hang Tuah seharga RM 1,7. Sudah di platform tinggal menunggu kereta datang tapi kok tetiba dilanda galau. Akhirnya saya putuskan untuk keluar platform dan menunggu di TBS saja. Saya beli sosis dulu diluar TBS seharga RM 3,5 (mahal ya tapi sosisnya besar). Selanjutnya saya manfaatkan waktu 4 jam sebelum keberangkatan untuk ngecharge handphone di TBS. Banyak sekali tersedia colokan di TBS. Karena letak colokan yang dekat lantai, membuat saya kedinginan ketika sedang mengecharge.

Pukul 23.59 berangkatlah bis StarMart Express menuju Singapura. This time for sure, bye Pakcik Makcik.. #Sheddingtears

Rincian biaya Day #5:

Transport di Penang = RM 5,5 x Rp 3.500 = Rp 19.250
Makan+Minum di Penang = RM 9,7 x Rp 3.500 = Rp 33.950
Tiket AA Penang - KL = RM 36 atau Rp 148.000 (buy online)
Tiket Aerobus LCCT - KL Sentral = RM 8 x Rp 3.500 = Rp 28.000
Tiket StarMart Express KL - Singapura = RM 45 x Rp 3.500 = Rp 157.500

Total biaya Day #5 = Rp 386.700

No comments:

Post a Comment