November 14, 2013

Makassar

Perjalanan dinas luar kota saya yang kedua, sebagai seorang Auditor Amatir, adalah Kota Makassar. Perjalanan selama tiga hari itu berlangsung dari tanggal 21 - 23 Oktober 2013. Sudah tentu seluruh akomodasi diurus dan dijamin oleh perusahaan. Saya hanya perlu ongkang-ongkang kaki saja. Hehehe.


Dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, pesawat Lion Air membawa kami selama 2 jam perjalanan menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Pemandangan yang luar biasa diatas birunya laut.


 


Sandaran tangan kursi Lion Air di lakban :)
Welcome to Makassar
Ini adalah pengalaman pertama saya menginjakkan kaki di Pulau Sulawesi. Sesampainya di bandara, kami sudah ditunggu oleh driver kantor. Karena Makassar terkenal dengan surga kulinernya dan jam kedatangan kami pun tepat dengan waktunya makan siang, kami langsung menuju ke RM Rasa Gurih dengan menu aneka seafoodnya. Kami pesan kakap palu mara, cumi bakar, dan ikan cunu bakar. Kakap palu mara adalah ikan kakap yang disayur kuah kuning. Untuk cumi dan ikan cunu nya, supervisor saya pesan yang dibakar plain tanpa bumbu. Sayurnya kami pesan tumis tauge. Untuk sambal tidak perlu khawatir, di tiap meja sudah disiapkan beberapa jenis sambal seperti sambal tomat, sambal kacang, potongan tomat, dll. Total harga yang harus dibayarkan untuk menu-menu tersebut adalah 270 ribu rupiah.

Ikan Palu Mara

Kami menginap di Makassar Golden Hotel (MGH). MGH berada di lokasi yang strategis yaitu di Kawasan Pantai Losari. Saya dapat kamar double yang selama dua hari kedepan akan saya tempati sendiri. Saya paling suka kamar mandinya karena jauh lebih luas dari kamar mandi Hotel Ibis, hotel yang saya tempati ketika perjalanan dinas pertama saya ke Kota Semarang.



Hanya ada satu lift di hotel ini
Lounge
Malam pertama kami habiskan untuk jalan-jalan di Pantai Losari sambil menikmati sejuknya semilir angin mamiri. Banyak keluarga yang sedang berkumpul, muda-mudi berpacaran di tepi pantai, dan anak-anak yang berskuter ria kesana kemari.



Kami tidak makan malam karena makan siang kami tadi sangat luar biasa awetnya di perut. Kami hanya jajan pisang epe di salah satu gerobak yang berjejer rapi di sepanjang Pantai Losari. Kami pesan pisang epe rasa durian dan coklat+keju. Pisang epe adalah pisang batu (jenis pisang yang keras) yang dibakar kemudian diatasnya diberi topping olahan durian dan susu coklat+keju. Minumnya kami pesan milo dan coffemix. Total harga untuk 2 jenis pisang dan 2 jenis minuman tersebut adalah 38 ribu rupiah.






***

Pagi harinya kami jalan-jalan lagi menyusuri Pantai Losari karena malam sebelumnya tidak puas dengan hasil foto yang agak gelap. Kami melihat Masjid Terapung juga di dekat tulisan Pantai Losari.

MGH Hotel yang berada di tepi Pantai Losari


Masjid Amirul Mukminin
Selesai foto-foto kami kembali ke Hotel untuk sarapan. Menurut saya menu sarapannya tidak istimewa dan rasa makanannya pun biasa saja.


Sebelum makan siang, kami mampir dulu ke Trans Studio Makassar. Bukan mau main ke indoor themeparknya Trans TV tersebut, kami hanya ingin melihat dan berfoto-foto didepannya. Hehehe.




Menu makan siang kami pilih Coto Makassar di Jl. Ranggong No.1. Saya pesan Coto campur yang dimakan dengan ketupat. Wuihh.. rasanya juara. Meskipun porsinya kecil serasa full di perut.


Malamnya kami makan seafood lagi di Kawasan Chinatown. Kami pesan otak-otak khas Makassar sebagai hidangan pembuka. Hidangan utamanya kami pesan ikan kakap kuah asam manis dan ikan kudu-kudu bakar. Ikan kudu-kudu itu luar biasa rasa dagingnya, kombinasi antara daging ikan, udang, dan kepiting. Sayurnya kami pesan cah kangkung seafood. Untuk urusan sambal lagi-lagi tak perlu khawatir, terhidang berbagai jenis sambal di meja diantaranya sambal tomat, sambal dabu-dabu, potongan tomat, dan irisan mangga. Saya ngintip orang di meja sebelah yang mencampur semua jenis sambal jadi satu. Saya ikuti dan rasa sambal campurnya memang luar biasa. Saya berkali-kali sibuk meracik sambal. Hehehe.

Otak-otak Makassar
Ikan Kakap Kuah Asam Manis
Bintang utama kita, Ikan Kudu-Kudu
Aneka Sambal
Hasil racikan :)
Karena ini malam terakhir, saya ingin merasakan jadi Anak Gaul Makassar #AGM. Kami menuju ke Kampung Popsa untuk sekedar kongkow ringan. Kampung Popsa itu sejenis foodcourt tepi pantai yang menjual berbagai macam makanan. Sayang ketika kami datang jajaran kursi di tepi pantai sudah penuh terisi dan kamipun cuma bisa duduk di dalam.







***

Hari terakhir pun tiba. Setelah sarapan kami melihat ke sisi belakang Hotel MGH yang ternyata dipenuhi cottage tepi pantai.

MGH di sebelah pelabuhan



Karena kami harus kembali ke Jakarta pada siang hari, maka paginya kami sempatkan jalan-jalan dulu ke Fort Rotterdam. Cukup jalan kaki saja dari MGH. Tidak ada biaya masuk ke Fort Rotterdam alias gratis. Karena ingin mengetahui sejarah benteng ini kamipun menyewa jasa tour guide.







Setelah dari Fort Rotterdam kami mampir untuk melihat-lihat Jalan Somba Opu. Jalan Somba Opu merupakan sebuah jalan terkenal yang dipenuhi oleh toko-toko perhiasan. Konon kabarnya, emas yang dijual di Somba Opu kualitasnya jauh lebih baik dari emas yang dijual di Pulau Jawa. Tapi menurut saya mas di Pulau Jawa jauh lebih manis dari mas di Somba Opu. #YouKnowWhatIMean #Mas #BukanEmas #NyengirKuda



Check out hotel dan langsung menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Tidak banyak bandara yang sudah saya singgahi di Indonesia. Tapi menurut saya Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sangat bagus dan modern. Berkonsep open space dan ruang tunggunya berlapis karpet meskipun tidak sebagus karpet di Changi.





Selamat tinggal, Makassar

No comments:

Post a Comment